Selasa, 25 Januari 2011

ARAB mesir


Dari pengamatan saya selama tinggal di Mesir, saya banyak menemukan kebiasaan-kebiasaan orang Mesir yang sepertinya menarik untuk diceritakan disini, baik itu dari segi makanan, berpakaian, maupun cara berinteraksi. GAMBARAN kehidupan sosial-budaya sehari-hari di Mesir laksana bangunan tua yang terlihat seolah-olah sangat lelah dan payah, tiang-tiang bangunannya telah termakan usia perjalanan zaman yang sangat panjang, dan dinding-dinding tambal-sulam perpaduan antara bahan peradaban lama dengan baru, serta atapnya berwarna keruh berdebu tebal. "Bangunan" yang menarik kalau diracik melalui ungkapan tulisan, tapi terkadang kurang menarik kalau dilihat dengan mata telanjang.  Ajaran Islam yang dianut mayoritas penduduk negeri ini semenjak berabad-abad sangat mempengaruhi karakter dan watak masyarakatnya. Meski sisa-sisa perwatakan Firaun masih terkadang kita junpai. Keadaan negeri ini sekarang meski harus menghadapi arus modernisasi, namun kehidupan agamis dengan sentral tempat Ibadah tetap banyak ditemui dimana-mana. Suasana agamis masih banyak kita rasakan di tengah-tengah masyarakat Mesir. Kehidupan beribadah di masjid-masjid cukup semarak. Terlebih dibulan Ramadhan, mulai dari shalat Tarawih, Tahajud dan budaya i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan menjadi pemandangan yang menyejukkan hati. Klau nggag percaya silakan lihat vidio saya”malam 27 ramadhan” di fb,hehehehe.
Lepas dari itu Marilah kita mulai memperhatikan dari cara bagaimana orang Mesir berinteraksi dan menanyakan kabar.
Orang Mesir Menanyakan Kabar Sampai Tiga Kali
Tanya kabar adalah hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh orang Mesir sebagai pembuka pembicaraan mereka. Yang membuat saya heran disini adalah cara mereka menanyakan kabar. Mereka mempunyai beberapa macam ungkapan untuk menanyakan kabar. Ungkapan tanya kabar yang sering digunakan adalah “Izzayak?, amil ee? Dan kaifa haluk”? ketiga-tiganya mengandung arti yang sama, yaitu “bagaimana kabarmu”? namun mereka sering mengucapkan ketiganya dalam satu waktu, sehingga jawaban yang sama pun akan diulang tiga kali juga oleh lawan bicaranya, yaitu alhamdulillah, alhamdulillah dan alhamdulillah.
Budaya Salam
Di mesir ucapan salam selalu terlontar ketika bertemu dengan orang lain meskpun tidak dikenalnya, biasanya ketika berpapasan dijalan,masuk didalam kendaran umum, dimanapun mereka berada ktika bertemeu dengan orang lain selalu mengucapkan salam. Dan apabila seseorang bertemu dengan teman yang sudah lama tidak berjumpa, pertama kali yang akan mereka lakukan adalah bersalaman. Ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajib bagi mereka, baik itu di kantor, mall, di masjid, di jalan-jalan maupun di terminal. Kemudian setelah itu mereka langsung melakukan salam semut, yaitu salam dengan memeluk badan dan menempelkan pipi kanan pada pipi kiri kawannya secara bergantian, seraya tangan yang satunya menepuk-nepuk punggung lawannya. Cara yang seperti itu ternyata akan menambah kehangatan persahabatan dan rasa saling menghormati. Hanya saja bersalaman ataupun salam semut hanya untuk laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan saja.
Mekipun begitu, di Mesir perang mulut sering kali terjadi bahkan menjadi sesuatu hal yang wajar, namun hal itu biasanya tidak sampai berakibat adu jotos atau anarkis lainnya, karena memulai memukul orang bagi mereka sangat aib dan hukumannya juga berat. Setelah selesai perang mulut, mereka biasanya akan kembali seperti semula tanpa saling dendam, sehingga meskipun Negara Mesir khususnya Kairo termasuk kota yang padat penduduk, jarang sekali terjadi perkelahian yang serius, apalagi pembunuhan, perang mulut yang sering saya jumpai ketika di kendaraan”bus” ketika saya berangkat/pulang dr campus dan di pasar. Untuk mererdam perang mulut biasanya sseseorang akan megnucapkan “Shollu ‘ala nabi” (berselawatlah kepada nabi) kepada orang yang sedang terlibat cekcok di sekitarnya. Artinya, mereka akan menyuruh orang yang sedang terlibat adu mulut atau bertengkar untuk bershalawat kepada nabi agar mereka sadar bahwa mereka adalah umat nabi yang mulia, sehingga mereka merasa malu dengan apa yang sedang mereka lakukan. Yang menariknya lagi, bahwa orang yang sedang marah besar pun akan berhenti untuk mengucapkan shalawat. Dan biasanya setelah itu kemarahannya akan reda tanpa menyisakan dendam di antara mereka.

Budaya Memuji Yang Over
Orang Mesir sangat suka memuji dan dipuji,  ini sebenarnya bagian dari mujamalah”basa-basi” mereka. Meskipun pujian mereka terkadang sangat berlebihan, tapi bagaimanapun menurut saya memuji lebih baik daripada mencaci.
Kebiasaan orang Mesir kalau bertemu orang asing, mereka akan menanyakan kabar dan asal daerah mereka, kalau saya menjawab saya dari Indonesia, mereka akan langsung mengucapkan ahsanu naas (sebaik-baik manusia). Eh, tapi tunggu dulu jangan terlalu Ge eR dan merasa bangga sehingga Anda terasa terbang, karena meskipun masyarakat Indonesia di Mesir terkenal baik dan mempunyai adab yang tinggi, mereka juga akan mengatakan yang sama ke orang Rusia, Malaysia juga Turky atau yang lainnya.
kenapa orang arab berwatak keras dan mudah marah, karena meraka suka di puji, ketika mereka merasa tersinggung akan mudah sekali marah
Orang Mesir Gemar Membaca Al Qur’an
Anda jangan terperanjat ketika berkunjung ke Mesir dan melihat orang membaca Al qur’an di dalam bus umum dan jalan raya. Hal itu biasa mereka lakukan, apalagi pada bulan Ramadhan.
Isy, Ful dan Ta’meya
Isy adalah makanan pokok Mesir, bahan makanan pokok ini adalah gandum. Ful dalam bahasa Indonesianya adalah kacang. Kacang ini direbus hingga lembut dan berwarna coklat kemudian diberi bumbu garam dan minyak. Adapun Ta’meya adalah sejenis gorengan yang terbuat dari daun yang dihaluskan. Saya tidak tahu persis dari daun apa ta’meya itu dibuat, yang jelas bukan dari daun kurma.
Ketiga makanan tersebut adalah makanan sehari-hari masyarakat Mesir pada umumya. Biasanya makanan tersebut disantap sebagai sarapan atau makan pagi dengan menu tambahan acar. Daging dan susu adalah makanan tambahan orang Mesir, dalam 3 hari sekali mereka harus memakan daging. Mungkin dari makanan-makanan yang sering mereka konsumsi, seperti ful dan daging inilah yang membuat badan mereka besar. Untuk masalah minuman, kami tidak pernah melihat orang Mesir menjual es teh. Di mesir tidak ada es teh, yang ada justru mereka heran ketika kami membuat es teh pada musim panas. Mereka hanya tahu kalau teh itu pasti panas. Tapi jangan terburu menganggap kalau Mesir tidak mempunyai bermacam minuman. Mesir mempunyai bermacam-macam minuman yang mungkin tidak ada di Indonesia. Kalau musim panas, berbagai variasi minuman dijual di pinggir-pinggir jalan, seperti ashab ashir (perasan tebu), tamar hindi (asam) dan shabiya. Minuman dingin tersebut sangat cocok diminum pada musim panas.
jalabiya
Sebagai salah satu bangsa Arab, ternyata Mesir dari segi berpakaian jauh berbeda dengan Negara-negara Arab lainnya, khususnya kawasan Teluk. Dalam berpakaian sehari-hari, masyarakat Mesir lebih sering memakai kemeja dan celana panjang. Hampir sama dengan di Indonesia, bedanya di Mesir tidak ada batik dan sarung. Akan tetapi khas arab masih terpancar dari negeri ini dengan jalabiya yang meraka kenakan, yakni model baju terusan”jubah”. Semua orang  mesir pasti mempunyai jalabiya mulai dr anak kecil sampai oang tua.
Masyarakat Mesir tidak memakai imamah seperti Negara-negara Arab pada umumnya, seperti Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, dan Irak. Imamah atau surban adalah kain penutup kepala, biasanya diatasnya dilingkari dengan iqal berwarna hitam seperti angka zero’0’.
Mungkin itulah sekilas tentang keunikan masyarakat Mesir dan masih banyak lagi keunikan-keunikan lainnya yang belum digali dan disajikan disini. Sebenarnya setiap negri mempunyai ke-unik-an tersendiri. Semoga kita bisa mengambil contoh yang baik untuk kita tiru dan mengetahui kebiasaan buruk untuk kita hindari dan tidak kita ikuti.