Para filosof Barat
mengatakan bahwa
hakikatnyamanusia dan
binatang sama.
Perbedaannya terletak pada
otak . karena itu, mereka
berpendapat bahwa manusia
itu adalah binatang yang
berfikir dan berakal.
Para filosof Muslim
melengkapinya dengan
sarana lain,yaitu akhlak.
Alhasil, manusia adalah
makhluk yang punya otak
dan akhlak. Seorang hukama
berkata “Jika hanya punya
otak saja, manusia tetap
akan bertindak seperti
binatang; merasa benar
sendiri, tidak menghargai
orang lain, suka melanggar
norma susila. Akibatnya,
manusia akan menjadi lebih
sesat dari binatang. ”
Beliau juga menambahkan,
bahwa sifat dasar makhluk
adalah alqassatul qalbu
(keras hati), alqilla ’ul haya
(tak hanya punya malu) dan
al-istighalu bi uyubil khalaqi
(sibuk mengintai kelemahan
makhluk lain). “tiga sifat
dasar ini dinetralisir oleh
kemuliaan dan ketinggian
akhlak, sehingga manusia
akan berhati lembut, memiliki
rasa malu dan toleran
terhadap orang lain. ”